DISCHARGE PLANNING
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
dalam Menyelesaikan Stase
Manajemen
keperawatan program profesi ners
Stikes Bina Putera Banjar

Disusun oleh:
Irma Aprilia, S.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XII
2016
DISCHARGE PLANNING
A.
Pengertian DischargePlanning
Discharge planning
adalah proses sistematis yang diberikan kepada pasien ketika akan meninggalkan
tempat pelayanan kesehatan, baik pulang kerumah maupun akan melakukan perawatan
dirumah sakit lain (Taylor)
Kozier (2004)
mendefinisikan discharge
planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Jackson (1994)
menyatakan bahwadischarge planning merupakan
proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan
yang lain.
Rindhianto (2008) mendefinisikn discharge planning sebagai perencanaan kepulangan pasien
dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya tentang hal-hal yang
perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Dischargeplanning (perencanaan pulang) merupakan
komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara
berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu
keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan
sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges&Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dischargeplanning adalah komponen sistem perawatan
berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi
kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untukmeninggalkan
satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen
pelayanan kesehatan umum,
sehingga pasien dan
keluarganya mengetahui tentang
hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya.
B.
Tujuan DischargePlanning
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Dischargeplanning yang efektif juga menjamin perawatan
yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Menurut Naylor
(1990), tujuan discharge planning adalah
meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan
memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning
dapat mengurangi hari
rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat dilakukan
melalui Discharge Planning. Discharge
planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
pengobatan pasien dan dalam team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas
perawatan melalui proses discharge planning
Menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan kemajuan pasien,
membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Beberapa
penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge planning memberikan efek yang
penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester,
1996).
Seorang Discharge
Plannersbertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan memonitor dan
memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan (Powell,1996).
Perawat dianggap sebagai seseorang yang
memiliki kompetensi lebih dan punya
keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki
komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper,
1998 ).
C.
Manfaat DischargePlanning
1. Bagi Pasien :
a. Dapat memenuhi kebutuhan
pasien
b. Merasakan
bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian yang aktif dan
bukan objek yang tidak berdaya
c. Menyadari
haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
d. Merasa
nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum timbulnya
masalah.
e. Dapat memilih
prosedur perawatannya
f. Mengerti apa
yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat dihubunginya
g. Menurunkan jumlah kekambuhan,
penurunan kembali di rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang
tidak perlu kecuali untuk beberapa diagnosa
h. Membantu klien untuk memahami
kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan
2. Bagi Perawat :
a. Merasakan bahwa
keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b. Menerima
informasi kunci setiap waktu
c. Memahami
perannya dalam sistem
d. Dapat
mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e. Memiliki
kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang berbeda
f. Bekerja dalam
suatu sistem dengan efektif
g. Sebagai bahan pendokumentasian dalam
keperawatan
D.
Prinsip DischargePlanning
1. Kordinasi
(saling berhubungan)
2. Interdisiplin
(saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar keperawatan)
3. Pengenalan
secara dini mungkin(penjelasan tentang apa yang kita informasi)
4. Perencanaan
secara hati-hati
5. Melibatkan
klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
Karakteristik
indikasi kebutuhan discharge
planning
1. Kurang
pengetahuan tentang pengobatan
2. Isolasi
sosial
3. Diagnosa
baru penyakit kronik
4. Operasi besar
5. Perpanjangan
operasi besar
6. Orang labil
7. Penatalaksanaan
dirumah secara kompleks
8. Kesulitan
finansial
9. Ketidakmampuan
menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan kesehatan
10. Penyakit
terminal
Prioritas
klien yang mendapatkan discharge
planning
1.
Umur diatas 70 tahun
2.
Maltipe diagnosis
3.
Resiko kematian yang tinggi
4.
Terbatas mobilitas fisik
5.
Keterbatasan merawat diri sendiri
6.
Penurunan status kognisi/kognitif
7.
Resiko terjadi cedera
8.
Tunawisma
9.
Fakir miskin
10.
Penyakit kronis
11.
Pasien diagnosis
baru
12.
Penyalahgunaan zat
13.
Sering keluar masuk emergency
E. Komponen DischargePlanning
1.
Jadwal kontrol dan menjelaskan
pentingnya melakukan kontrol.
2.
Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health
education) mengenai: diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol. Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman pasien dan keluarga. mengenai perawatan
selama pasien di rumah nanti.
3. Obat-obatan
yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan
obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian, dan waktu yang tepat
minum obat.
4. Obat-obatan
yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak
diminum lagi oleh pasien, obat- obatan
tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil
pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan
hasil pemeriksaan selama MRS dibawakan ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat
seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.
F.
Tahap-tahap DischargePlanning
1. Pengkajian
Pengkajian
mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien. Ketika melakukan
pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit perawatan. Klien
dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar transisi dari
rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian discharge planning adalah :
a. Data kesehatan
b. Data pribadi
c. Pemberi perawatan
d. Lingkungan
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat
mendukung
2. Diagnosa
Diagnosa
keperawatan didasarkan pada pengkajian dischargeplanning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual
atau potensial.
3. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut
Luverne& Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien membutuhkan
identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus pada kebutuhan
rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang disingkat
dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien
sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (Lingkungan)
Lingkungan
tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien juga sebaiknya
memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas perawatannya.
c. Treatrment (pengobatan)
Perawat
harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien pulang, yang
dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak memungkinkan,
perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung ke rumah untuk
memberikan keterampilan perawatan.
d. HealthTeaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien
yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan kesehatan.
Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan pearwatan kesehatan
tambahan.
e. Outpatientreferral
Klien
sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain yang
dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
f. Diet
Klien
sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan
referral. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (Dischargesummary). Instruksi tertulis
diberikan kepada klien. Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan
pemberi perawatan harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang
akan digunakan di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi
tentang klien dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti
informasi tentang jenis pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi
cairan IV di rumah), status fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting
(misalnya kurangnya pemberi perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan
kebutuhan yang diharapkan oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap dischargeplanning adalah penting dalam
membuat kerja proses dischargeplanning.
Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk menjamin kualitas
dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-menerus dan membutuhkan
revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan
seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon,
kuisioner atau kunjungan rumah (homevisit). Keberhasilan program rencana
pemulangan tergantung pada enam variabel :
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang
diperlukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber
G.
Tindakan
Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang
Tindakan perawatan yang diberikan pada
waktu perencanaan pulang yaitu meliputi :
1. Pendidikan
(edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan bisa
mengurangi angka kambuh dan meningkatkan pengetauan pasien.
2. Program
pulang bertahap. Bertujuan
untuk melatih pasien kembali kelingkungan keluarga dan
masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit, apa
yang harus dilakukan keluarga.
3. Rujukan. Integritas
pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan
langsung antara perawatan community dengan rumah sakit sehingga
dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah.
H.
Jenis
pemulangan Pasien
1.
Conditinal discharge (pulang sementara atau cuti),
keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat kompilikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun
harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2.
Absolute discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila
pasien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3.
Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak
memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerjsama dengan perawat puskesmas terdekat.
I.
Hal-hal
yang Perlu Diperhatikan dalam DischargePlanning
Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan
keluarga mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat
meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan
pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat homecare dan
mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam
catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang
kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges&Moorhouse,
2000). DischargePlanning harus disesuaikan dengan :
1. Kebutuhan klien, tersedianya tim
kesehatan
2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit
3. Disusun oleh tim
DAFTAR PUSTAKA
Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien.Makalah Kuliah
untuk Perawat. Jakarta.
Harper E.A. 1998. Discharge
planning: An interdisciplinary method. Chicago,
IL :Silverberg Press
New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a discharge
planning coordinator. Author: Fredericton, NB
Nursalam. 2002. Manajemen
keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam. 2007. Manajemen
keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam.
2008. Manajemen Keperawatan :
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika
Komentar
Posting Komentar