MANAJEMEN KEPERAWATAN PERAN DAN FUNGSI MANAJER
MANAJEMEN
KEPERAWATAN
PERAN DAN FUNGSI MANAJER
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Stase
Manajemen
keperawatan program profesi ners
Stikes
Bina Putera Banjar

Disusun oleh:
Irma Aprilia, S.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XII
2016
PERAN DAN
FUNGSI MANAJER
A.
PENGERTIAN MANAJER
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal
dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti
“mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa
latinmanus yang berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang
berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana
istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu
mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen
sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,
dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen, terjemahannya
dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. ( Ahmad
Elqorni, 2009 ).
B.
TINGKATAN MANAJER
1. Manajemen
puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive
officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum
dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah
CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer),
dan CFO (Chief Financial Officer).
2. Manajemen
tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang
berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai
penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya
kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.
3. Manejemen
lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah
manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang
bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam
proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor),
manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen,
atau mandor (foreman).
C.
Peran-peran
Manajerial
1.
Peran
Interpersonal (Interpersonal Role)
Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul secara
langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup hubungan
interpersonal dasar, yaitu:
a. Peran
sebagai yang dituakan (Figurehead Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin
suatu unit organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas-tugas seremonial
seperti menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau
menjamu makan siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran
interpersonal sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan
penting. Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi
organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
b. Peran
sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab
atas hasil kerja orang-orang dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung
dan tidak langsung. Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara
lain menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan
secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi dan
mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya
dalam memimpin. Otoritas formal memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi
tersebut bisa direalisasikan.
c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama aspek
yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja pengakuan mengenai
peran sebagi penghubung, di mana pemimpin menjalin kontak di luar rantai
komando vertikal, mulai muncul. Hal itu mengherankan, mengingat banyaktemuan
studi mengenai pekerjaan manajerial menunjukkan bahwa pemimpin menghabiskan
waktunya bersama teman sejawat dan orang lain dari luar unitnya sama banyak
dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara dengan atasannya
justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak tersebut biasanya
dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran sebagai penghubung sering
secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan sitem informasi eksternalnya
sendiri yang bersifat informal, privat, verbal, tetapi efektif.
2.
Peran Informasional (Informational
Role)
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun dengan
jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai pusat syaraf bagi
unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala hal, tetapi setidaknya
tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan informasi merupakan bagian
utama (key part) dari tugas seorang pemimpin. Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek irformasional
tersebut.
a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus memonitor
lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga seringkali harus
’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan kadangkala menerima informasi
gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan kontak personal yang sudah
dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh
pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam bentuk verbal, kadang
berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan verifikasi
lebih lanjut.
b. Peran
sebagai disseminator (Disseminator role)
Sebagian besar informasi yang
diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing) dan didistribusikan
kepada anak buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa
saling kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan
informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.
c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk menyampaikan
informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit organisasinya.
3.
Peran
Pengambilan Keputusan (Decisional Role)
Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi merupakan
masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas formalnya, hanya pemimpinlah
yang dapat menetapkan komitmen organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai
pusat syaraf organisasi, hanya dia yang memiliki informasi yang benar dan
menyeluruh yang bisa dipakai untuk memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan
dengan peran pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat empat peran
pemimpin, yaitu:
a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu memperbaiki
kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan di mana organisasi
tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus selalu
mencari ide-ide baru dan berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik
bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya.
b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)
Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk
merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini perubahan
merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus bertindak karena adanya
tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa diabaikan. Pemimpin seringkali
harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merespon gangguan yang menekan
tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu
terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal semua situasi
lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena
pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai posisi
kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin mengantisipasi
semua konsekuensi dari setiap tindakannya.
c. Peran
sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator Role)
Pada diri pemimpinlah terletak
tanggung jawab memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit organisasinya.
Mungkin, sumberdaya terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin adalah
waktunya. Perlu diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin
berarti dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil
keputusan. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola
hubungan formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.
d. Peran
sebagai negosiator (Negotiator Role)
Banyak studi mengenai kerja
manajerial mengindikasikan bahwa pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya
dalam negosiasi. Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way
of life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan
kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari.
Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang
memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan
hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan
negosiasi penting.
D.
FUNGSI MANAJEMEN
5 fungsi
manajemen yg paling penting menurut Handoko (2000:21) yg berasal dari
klasifikasi paling awal dari fungsi-fungsi manajerial menurut Henri Fayol
1.
Planning, Planning atau
perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem anggaran
dan standar yg dibutuhkan utk mencapai tujuan.
2.
Organizing, Organizing atau
pengorganisasian ini meliputi:
a. Penentuan
sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk mencapai tujuan
organisasi.
b. Perancangan
dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat membawa
hal-hal tersebut ke arah tujuan.
c. Penugasan
tanggung jawab tertentu
d. Pendelegasian
wewenang yg diperlukan kepada individu-individu utk melaksanakan tugasnya.
3.
Staffing, Staffing atau
penyusunan personalia adl penarikan (recruitment) latihan dan
pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam
lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif.
4.
Leading, Leading atau
fungsi pengarahan adl bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yg diinginkan dan harus mereka lakukan.
5.
Controlling, Controlling atau
pengawasan adl penemuan dan penerapan cara dan alat utk menjamin bahwa rencana
telah dilaksanakan sesuai dgn yg telah ditetapkan.
E.
KETERAMPILAN MANAJER
Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan
bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga
keterampilan tersebut adalah:
1.
Keterampilan konseptual (conceptional skill)
Manajer tingkat atas (top manager)
harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan
atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu
rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran
ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut
sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh
karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk
membuat rencana kerja.
2. Keterampilan
berhubungan dengan orang lain (humanity skill)
Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu
dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan
dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang
dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan
membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka
kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan
manajemen atas, menengah, maupun bawah.
3. Keterampilan
teknis (technical skill)
Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi
manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan
kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan
program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.
Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan
dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:
1.
Keterampilan manajemen waktu
Merupakan
keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan
waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew
Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji
$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per
minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah
$800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap
menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu
saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu
yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti
membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.
2.
Keterampilan membuat keputusan
Merupakan
kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam
memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi
seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin
mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer
harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil
untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif
yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir,
manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta
mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.
F.
BEDA PEMIMPIN DAN MANAJER
1.
Pengertian Pemimpin
Kepemimpinan adalah perpaduan
berbagai perilaku yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut mempunyai
kemampuan untuk Mendorong Orang lain bersedia dan dapat menyelesaikan tugas -
tugas tertentu yang dipercayakan kepadanya ( Ordway Tead ).
Kepemimpinan
adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas seseorang atau sekelompok orang
untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan ( Stogdill
).
2.
Tugas - tugas pimpinan :
a. Sebagai
pengambil keputusan
b. Sebagai
pemikul tanggung jawab
c. Mengerahkan
sumber daya untuk mencapai tujuan sebagai pemikir konseptual
d. Bekerja
dengan atau melalui orang lain
e. Sebagai
mediator, politikus, dan diplomat.
3.
Peranan pemimpin terhadap kelompok:
a. Sebagai
penghubung interpersonal, yaitu merupakan simbul suatu kelompok dalam melakukan
tugas secara hukum dan sosial, mempunyai tanggung jawab dan memotivasi,
mengatur tenaga dan mengadakan pengembangan serta merupakan penghubung jaringan
kerja di luar kelompok.
b. Sebagai
inovator atau pembaharu
c. Sebagai
pemberi informasi, yaitu memonitor informasi yang ada di lingkungan organisasi,
menyebarluaskan informasi dari luar kepada bawahan dan mewakilikelompok sebagai
pembicara.
d. Menghimpun
kekuatan
e. Merangsang
perdebatan masyarakat
f. Membuat
kedudukan perawat di media massa
g. Memilih
suatu strategi utama yang paling efektif, bertindak di saat yang tepat
h. Mempertahankan
kegiatan
i.
Memelihara formaf desentralisasi organisasi
j.
Mendapatkan dan mengembangkan data penelitian yang terbaik
k. Mempelajari
pengalaman
Komentar
Posting Komentar