MANAJEMEN KEPERAWATAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
PERHITUNGAN
KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT
Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Stase
Manajemen
keperawatan program profesi ners
Stikes
Bina Putera Banjar

Disusun oleh:
Irma Aprilia, S.Kep
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR
PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XII
2016
A.
Hakekat Ketenagakerjaan
Hakekat ketenagakerjaan pada intinya adalah pengeturan,
mobilisasi potensi, proses motivasi, dan pengembangan sumber daya manusia dalam
memenuhi kepuasan melalui karyanya. Hal ini berguna untuk tercapainya tujuan
individu, organisasi, ataupun komunitas dimana ia berkarya.
Keputusan yang diambil tentang
ketenagakerjaan sangat dipengaruhi oleh falsaah yang dianut oleh pimpinan
keperawatan tentang pendayagunaan tenaga kerja. Misalnya, pandangan tentang
motivasi kerja dan konsep tentang tenaga keperawatan. Dari pandangan tersebut
akan terbentuk pola ketenagakerjaan yang disesuaikan dengan gambaran pimpinan.
B. Prinsip – Prinsip Dalam
Ketenagakerjaan
1.
Pembagian Kerja
Prinsip
dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi sehingga setiap
orang memilik tugas tertentu. Untuk ini kepala bidang keperawatan perlu
mengetahui tentang :
a. pendidikan dan pengalaman
setiap staf
b. peran dan fungsi perawat yang
diterapkan di RS tersebut
c. mengetahui ruang lingkup
tugas kepala bidang keperawatan dan kedudukan dalam organisasi
d. mengetahui batas wewenang
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
e. mengetahui hal- hal-hal yang
dapat didelegasikan kepada staf dan kepada tenaga non keperawatan
f. Hal-hal yang perlu
diperhatikan pada pengelompokkan dan pembagian kerja
§ jumlah tugas yang dibebankan
seseorang terbatas dan sesuai dengan kemampuannya
§ tiap bangsal / bagian
memiliki perincian aktivitas yang jelas dan tertulis
§ tiap staf memiliki perincian
tugas yang jelas
§ variasi tugas bagi seseorang
diusahakan sejenis atau erat hubungannya
§ mencegah terjadinya
pengkotakkan antar staf/kegiatan
§ penggolongan tugas berdsasarkan kepentingan mendesak, kesulitan dan waktu
g. Disamping itu setiap staf mengetahui kepada siapa dia harus melapor, minta
bantuan atau bertanya, dan siapa atasan langsung serta dari siapa dia menerima
tugas
2.
Pendelegasian Tugas
Pendelegasian
adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak dalam
batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat mencapai
tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti
manajemen. Selain itu dengan pendelegasian , seorang pimpinan mempunyai waktu
lebih banyak untuk melakukan hal lain yang lebih penting seperti perencanaan
dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat pengembangan dan latihan
manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap tantangan yang
lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian
akan menghambat inisiatif staf.
Keuntungan
bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah mengambangkan rasa tanggung
jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri, berkualitas, lebih komit
dan puas pada pekerjaan.. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk kepala
bidang keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan
hal-hal lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa
percaya diri, memberikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat
mencapai pelayanan dan sasaran keperawatan melalui usaha orang lain
Walaupun
pendelegasian merupakan alat manajemen yang efektif, banyak pimpinan yang gagal
mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang
menghambat dalam melakukan pendelegasian :
§
meyakini
pendapat yang salah “Jika kamu ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat,
kerjakanlah sendiri”.
§
kurang
percaya diri
§
takut
dianggap malas
§
takut
persaingan
§
takut
kehilangan kendali
§
merasa
tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai
definisi kerja
yang tidak jelas
§
takut
tidak disukai oleh staf, dianggap melemparkan tugas
§
menolak
untuk mengambil resiko tergantung pada orang lain
§
kurang
kontrol yang memberikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas
yang didelegasika
§
kurang
contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
§
kurang
keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, merasa staf kurang memiliki
ketrampilan atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut.
Dalam
pendelegasian wewenang, masalah yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa
besar wewenang yang harus dan dapat dilimpahkan kepada staf.
Hal ini
tergantung pada :
a. Sifat kegiatan ; untuk
kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada staf.
b. Kemampuan staf ; tugas yang
didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang diharapkan ;
Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pimpinan jangan mendelegasikan tanggung
jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan mendisiplin bawahan
baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang utuh dari pada
mendelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan.
Beberapa
petunjuk untuk melakukan pendelegasian yang efektif :
a. jangan membaurkan dengan pelemparan tugas. Oleh karena itu jangan
mendelegasikan tugas yang anda sendiri tidak mau melakukannya.
b. jangan takut salah
c. jangan mendelegasikan tugas
pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau pengetahuan untuk sukses
d. kembangkan tingkat keterampilan dan
pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan tugas yang didelegasikan
e. perlihatkan rasa percaya atas kemampuan staf untuk berhasil
f. antisipasi kesalahan yang dapat terjadi dan ambil langkah pemecahan
masalahnya
g. hindari kritik bila terjadi
kesalahan
h. berikan penjelasan yang jelas
tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan dukungan yang tersedia
i.
berikan pengakuan dan penghargaan atas
tugas yang telah terlaksana dengan baik
Langkah
yang harus ditempuh agar dapat melakukan pendelegasian yang efektif :
a. tetapkan tugas yang akan
didelegasikan
b. pilihlah orang yang akan diberi delegasi
c. berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
d. uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil
tersebut
e. jelaskan batas wewenang dan
tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
f. minta staf tersebut
menyimpulkan pokok tugasnya dan cek penerimaan staf tersebut atas tugas yang
didelegasikan.
g. tetapkan waktu untuk mengontrol
perkembangan
h. berikan dukungan
i.
evaluasi
hasilnya
3.
Koordinasi
Koordinasi adalah keselarasan tindakan, usaha, sikap dan
penyesuaian antar tenaga yang ada dibangsal. Keselarasan ini dapat terjalin antar perawat dengan anggota tim kesehatan
lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
Manfaat Koordinasi:
a. menghindari perasaan lepas
antar tugas yang ada dibangsal / bagian dan perasaan lebih penting dari yang
lain
b. menumbuhkan rasa saling
membantu
c. menimbulkan kesatuan tindakan
dan sikap antar staf
Cara koordinasi:
Komunikasi terbuka, dialog, pertemuan/rapat, pencatatan dan
pelaporan, pembakuan formulir yang berlaku.
4.
Manajemen Waktu
Dalam mengorganisir sumber daya, sering kepala bidang
keperawatan mengalami kesulitan dalam mengatur dan mengendalikan waktu. Banyak
waktu pengelola dihabiskan untuk orang lain. Oleh karena itu perlu pengontrolan
waktu sehingga dapat digunakan lebih efektif. Untuk mengendalikan waktu agar lebih efektif perlu :
a. analisa waktu yang dipakai;
membuat agenda harian untuk menentukan kategori kegiatan yang ada
b. memeriksa kembali
masing-masing porsi dari tiap aktifitas
c. menentukan prioritas
pekerjaan menurut kegawatan, dan perkembangannnya serta tujuan yang akan
dicapai
d. mendelegasikan
Hambatan yang
sering terjadi pada pengaturan waktu
a. terperangkap dalam pekerjaan
b. menunda karena takut salah
c. tamu yang tidak terjadwal
d. telpon
e. rapat yang tidak produktif
f. peraturan “open door”
g. tidak dapat mengatakan “tidak” pada hal-hal yang tidak perlu
C. Perhitungan Tenaga Perawat
1. Hitunglah dengan menggunakan formula (misal formula PPNI)

125% pada formula ini diasumsikan karena asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat di Indonesia masih berpola pada tindakan yang banyak ke arah tindakan non keperawatan sehingga perlu ditambahkan jumlahnya, selain itu diasumsikan bahwa kinerja keperawatan oleh perawat Indonesia masih 75%.
Contoh:
Hasil analisis selama 6 bulan Pada ruangan dengan kategori medikal bedah didapatkan rata-rata pasien yang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang
Jawaban:
Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) = 20 orang, dan langkah selanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan:
Hasil analisis selama 6 bulan Pada ruangan dengan kategori medikal bedah didapatkan rata-rata pasien yang dirawat : Self care 5 orang, partial care 10 orang dan total care 5 orang
Jawaban:
Dari data di atas kita sudah tahu untuk rata-rata pasien (TT x BOR) = 20 orang, dan langkah selanjutnya kita harus menghitung terlebih dahulu jam asuhan yang harus diberikan:
Self Care = (5 x 1 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25 jam) = 11,25 jam
Partial Care = (10 x 3 jam) + (10 x 1 jam) + (10 x 0,25 jam) = 42,5 jam
Total Care = (5 x 6 jam) + (5 x 1 jam) + (5 x 0,25) = 36,25 jam
Total Jam asuhan = 11,25 + 42,5 + 36,25 = 90 jam/20 pasien
Rata-rata jam asuhan = 4,5 jam
Maka Jumlah keseluruhan kebutuhan tenaga keperawatan adalah
TP=((4,5 x52x7x20)/(1640 jam) ) x 125% = 24,9 orang perawat
Dibulatkan menjadi 25 orang perawat pelaksana
Catatan : Jumlah Perawat bukan hal yang utama dalam pemberian pelayanan tetapi terdapat aspek lain yang sangat berperan yaitu KOMITMEN PERAWAT dalam melaksanakan Asuhan.
2. Metode Douglas
Douglas (1984, dalam Swansburg &
Swansburg, 1999) menetapkan jumlah perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit
perawatan berdasarkan klasifikasi klien, dimana masingmasing kategori mempunyai
nilai standar per shift nya, yaitu sebagai berikut :
Jumlah
Pasien
|
Klasifikasi Klien
|
||||||||
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
|||||||
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
Pagi
|
Sore
|
Malam
|
|
1
|
0,17
|
0,14
|
0,07
|
0,27
|
0,15
|
0,10
|
0,36
|
0,30
|
0,20
|
2
|
0,34
|
0,28
|
0,14
|
0,54
|
0,30
|
0,20
|
0,72
|
0,60
|
0,40
|
3
|
0,51
|
0,42
|
0,21
|
0,81
|
0,45
|
0,30
|
1,08
|
0,90
|
0,60
|
Dst
|
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal
|
Parsial
|
Total
|
Jumlah
|
|
Pagi
|
0,17 x 3 = 0,51
|
0.27 x 8 = 2.16
|
0.36 x 6 = 2.16
|
4.83 (5) orang
|
Sore
|
0.14 x 3 = 0.42
|
0.15 x 8 = 1.2
|
0.3 x 6 = 1.8
|
3.42 (4) orang
|
Malam
|
0.07 x 3 = 0.21
|
0.10 x 8 = 0.8
|
0.2 x 6 = 1.2
|
2.21 (2) orang
|
Jumlah secara keseluruhan perawat
perhari 11
Orang
|
3. Metode
Gillies
Gillies (1994) menjelaskan rumus
kebutuhan tenaga keperawatan di suatu unit perawatan
adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut :
Jumlah jam
keperawatan rata
rata jumlah
yang dibutuhkan
klien/hari x klien/hari x hari/tahun
Jumlah
hari/tahun - hari
libur x jmlh jam
kerja
Masing2 tiap
perawat
Perawat
jumlah keperawatan yang dibutuhkan /tahun
= jumlah jam
keperawatan yang di berikan perawat/tahun
= jumlah perawat
di satu unit
Prinsip
perhitungan rumus Gillies :
Jumlah Jam
keperawatan yang dibutuhkan klien perhari adalah :
1. waktu
keperawatan langsung (rata rata 4-5 jam/klien/hari) dengan spesifikasi
pembagian adalah : keperawatan mandiri (self care) = ¼ x 4 = 1 jam ,
keperawatan partial (partial care ) = ¾ x 4 = 3
jam , keperawatan total (total care) = 1-1.5 x 4 = 4-6 jam dan
keperawatan intensif (intensive care) = 2 x 4 jam = 8 jam.
2. Waktu
keperawatan tidak langsung
·
menurut RS Detroit (Gillies, 1994) = 38 menit/klien/hari
· menurut
Wolfe & Young ( Gillies, 1994) = 60 menit/klien/hari = 1
jam/klien/hari
3. Waktu
penyuluhan kesehatan lebih kurang 15 menit/hari/klien = 0,25 jam/hari/klien
4. Rata rata klien per hari adalah jumlah klien yang dirawat
di suatu unit berdasarkan rata - rata biaya atau menurut Bed Occupancy Rate
(BOR) dengan rumus :
Jumlah hari perawatan RS dalam waktu tertentu x 100 %
Jumlah tempat tidur x 365 hari
5. Jumlah hari pertahun yaitu : 365 hari.
6. Hari libur
masing-masing perawat per tahun, yaitu : 73 hari ( hari minggu/libur
= 52 hari ( untuk hari sabtu tergantung kebijakan rumah sakit setempat, kalau
ini merupakan hari libur maka harus diperhitungkan , begitu juga sebaliknya ),
hari libur nasional = 13 hari, dan cuti tahunan = 8 hari).
7. Jumlah jam
kerja tiap perawat adalah 40 jam per minggu (kalau hari kerja efektif 6 hari maka 40/6 = 6.6 = 7 jam per hari, kalau hari kerja
efektif 5 hari maka 40/5 = 8 jam per hari)
8. Jumlah
tenaga keperawatan yang dibutuhkan disatu unit harus ditambah 20% (untuk
antisipasi kekurangan /cadangan ).
9. Perbandingan
profesional berbanding dengan vocasional = 55% : 45 %
Contoh
1. Rata rata jam perawatan klien per hari = 5 jam/hari
2. Rata rata
= 17 klien / hari (3 orang dengan ketergantungan minimal, 8 orang denganketergantungan partial dan 6 orang
dengan ketergantungan total)
3. Jumlah jam
kerja tiap perawat = 40 jam/minggu ( 6 hari/minggu ) jadi jumlah jam kerjaperhari 40 jam dibagi 6 = 7 jam /hari
4. Jumlah hari libur : 73 hari ( 52 +8 (cuti) + 13 (libur
nasional)
Jumlah jam keperawatan
langsung
- Ketergantungan
minimal = 3 orang x 1 jam = 3 jam
- Ketergantungan
partial = 8 orang x 3 jam
= 24 jam
- Ketergantungan total = 6 orang x 6 jam = 36 jam
Jumlah
jam =
63 jam
Jumlah keperawatan
tidak langsung
17 orang klien x 1 jam = 17 jam
Pendidikan
Kesehatan = 17 orang klien x 0,25 = 4,25 jam
Sehingga Jumlah
total jam keperawatan /klien/hari :
63 jam + 17 jam +
4,25 jam = 4,96 Jam/klien/hari
17 orang
Jadi,,
Jumlah tenaga
yang dibutuhkan :
4,96 x 17 x 365 = 30.776,8 =
15,06 orang ( 15 orang )
(365 – 73) x
7 2044
Untuk cadangan
20% menjadi 15 x 20% = 3 orang
Jadi jumlah
tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 15 + 3 = 18 orang /hari
Perbandingan profesional
berbanding dengan vocasional = 55% : 45 % = 10 : 8 orang
4. Pedoman
cara perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan (DepKes RI, 2005)
a. Pengelompokan
unit kerja rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan)harus memperhatikan
unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara garis besar terdapat pengelompokan
unit kerja di rumah sakit sebagai berikut :
1) Rawat inap
dewasa
2) Rawat inap
anak/perinatal
3) Rawat inap
intensif
4) Gawat
darurat (IGD)
5) Kamar
bersalin
6) Kamar
operasi
7) Rawat
jalan
b. Model
pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan
Beberapa model pendekatan yang dapat dipergunakan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap rumah
sakit.
Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien :
1) Tingkat
ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
2) Rata
pasien per hari
3) Jam
perawatan yang diperlukan/hari/pasien
4) Jam
perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
5) Jam
efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per hari
Tabel. Contoh
Perhitungan dalam satu ruangan Berdasarkan Klasifikasi pasien
No.
|
Jenis / Kategori
|
Rata-rata pasien/hari
|
Rata-rata jam perawatan/pasien/hari
|
Jumlah perawatan/hari
|
a
|
B
|
c
|
d
|
e
|
1
|
Pasien penyakit dalam
|
10
|
3,5
|
35
|
2
|
Pasien bedah
|
8
|
4
|
32
|
3
|
Pasien gawat
|
1
|
10
|
10
|
4
|
Pasien anak
|
3
|
4,5
|
13,5
|
5
|
Pasien kebidanan
|
1
|
2,5
|
2,5
|
Jumlah
|
23
|
93,0
|
Jumlah tenaga
keperawatan yang diperlukan adalah :
|
Jumlah
jam perawatan
Jam
kerja efektif per shif
Untuk perhitungan
jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi) dengan hari
libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
|
Jumlah hari
minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar
Jumlah
hari kerja efektif
|
52 + 12 + 14 + =
78 hari
286
Jumlah tenaga
keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs),
seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan
alat-alat makan pasien dan lain-lain, diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
(Jumlah
tenaga keperawatan + loss day) x 25%
(13
+ 3,5) x 25% = 4,1
Jumlah tenaga :
tenaga yang tersedia + faktor koreksi
=
16,5 + 4,1 = 20,6 (dibulatkan 21 perawat/bidan)
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan
untuk contoh tersebut adalah 21 orang.
Tingkat Ketergantungan Pasien :
Pasien diklasifikasikan dalam beberapa
kategori yang didasarkan pada kebutuhan terhadap asuhan keperawatan/kebidanan.
Asuhan keperawatan minimal (minimal
care), dengan kriteria:
1. Kebersihan
diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri;
2. Makan dan
minum dilakukan sendiri;
3. Ambulasi
dengan pengawasan;
4. Observasi
tanda-tanda vital dilakukan setiap sif;
5. Pengobatan
minimal, status psikologis stabil;
Asuhan keperawatan sedang, dengan
kriteria:
1. Kebersihan
diri dibantu, makan, minum, dibantu;
2. Observasi
tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
3. Ambulasi
dibantu, pengobatan lebih dari sekali;
Asuhan keperawatan agak berat, dengan
kriteria:
1. Sebagian
besar aktivitas dibantu;
2. Observasi
tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali;
3. Terpasang folley
chateter, intake output dicatat;
4. Terpasang
infus;
5. Pengobatan
lebih dari sekali;
6. Persiapan
pengobatan memerlukan prosedur.
Asuhan keperawatan maksimal, dengan
kriteria:
1. Segala
aktivitas dibantu oleh perawat;
2. Posisi
pasien diatur dan diobservasi tanda-tanda vital setiap dua jam ;
3. Makan
memerlukan NGT dan menggunakan suction;
4. Gelisah/disorientasi
Jumlah jam
perawat yang dibutuhkan adalah :
Jumlah jam
perawatan di ruangan/hari
Jam efktif perawat
Untuk perhitungan
jumlah tenaga tersebut ditambah (faktor koreksi) dengan :
Hari
libur/cuti/hari besar (loss day)
Loss day =
|
Jumlah hari
minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar
Jumlah
hari kerja efektif
Jumlah tenaga
keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non-keperawatan (non-nursing jobs)
seperti contohnya; membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan,
kebersihan alat-alat makan pasien, dan lain-lain diperkirakan 25% dari jam pelayanan
keperawatan.
(Jumlah tenaga
keperawatan + loss day) x 25%
DAFTAR PUSTAKA
DepKesRI
(2003), Indonesia sehat 2010.Jakarta :
Departemen Kesehatan R.I
Douglas, Laura Mae. (1992) The
effective Nurse : Leader and Manager .,
4 Th. Ed,. Mosby -
year book, Inc.
Gillies, D.A. (1994). Nursing
management, a system approach. Third Edition. Philadelphia :
WB Saunders.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J.
(1998).Management
Decision Making for Nurses(3rd
ed)
Philadelphia: Lippincot – Raven Publisher
Marquis, B.L. dan Huston, C.J.
(2000).Leaderships
Roles and Management Functions in
Nursing (3rd ed) Philadelphia: Lippincot –
Raven Publisher
Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J. (1999). Introductory management and
leadership for
nurses.
Canada : Jones and Barlett Publishers
Komentar
Posting Komentar